Kamis, 09 Desember 2010

Persyaratan Umum dan Seleksi

Persyaratan Umum Tahun Akademik 2010/2011

  1. Sehat jasmani dan rohani dan tidak cacat fisik, tidak buta warna, dan bebas narkoba.
  2. Lulus SMA jurusan IPA atau Madrasah Aliyah jurusan IPA.
  3. Nilai Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing minimal 7 (bukan hasil pembulatan) pada kelas XII semester I.
  4. Umur tidak lebih dari 22 tahun pada tanggal 1 Oktober 2010.
  5. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti pendidikan di STIS sampai dengan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
  6. Tidak sedang menjalankan ikatan dinas dengan instansi lain.
  7. Bersedia mematuhi peraturan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
  8. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas (SPID).
  9. Bersedia ditempatkan di unit kerja Badan Pusat Statistik (BPS) di seluruh Indonesia sampai ke tingkat kabupaten/kota.

Seleksi Ujian Masuk Tahun Akademik 2010/2011

KegiatanTanggalKeterangan
Pendaftaran 1 April – 21 Mei 2010 Lihat prosedur pendaftaran
Ujian Tahap I 5 Juni 2010 Ujian tertulis Matematika, Bahasa Inggris, dan Minat & Bakat
Lokasi ujian di BPS Provinsi dan Kampus STIS
Pengumuman Hasil Ujian Tahap I 20 Juni 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Ujian Tahap II 26 Juni 2010
26 – 28 Juni 2010
Ujian tertulis Psikotes
Wawancara
Lokasi ujian di BPS Provinsi dan Kampus STIS
Pengumuman Hasil Ujian Tahap II 25 Juli 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Mengirimkan Hasil Tes Kesehatan 26 – 30 Juli 2010 Dikirimkan langsung atau kolektif ke Kampus STIS
Pengumuman Kelulusan 11 Agustus 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Daftar Ulang 20 – 22 21 September 2010 Kampus STIS

Persyaratan Umum dan Seleksi

Persyaratan Umum Tahun Akademik 2010/2011

  1. Sehat jasmani dan rohani dan tidak cacat fisik, tidak buta warna, dan bebas narkoba.
  2. Lulus SMA jurusan IPA atau Madrasah Aliyah jurusan IPA.
  3. Nilai Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing minimal 7 (bukan hasil pembulatan) pada kelas XII semester I.
  4. Umur tidak lebih dari 22 tahun pada tanggal 1 Oktober 2010.
  5. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti pendidikan di STIS sampai dengan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
  6. Tidak sedang menjalankan ikatan dinas dengan instansi lain.
  7. Bersedia mematuhi peraturan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
  8. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas (SPID).
  9. Bersedia ditempatkan di unit kerja Badan Pusat Statistik (BPS) di seluruh Indonesia sampai ke tingkat kabupaten/kota.

Seleksi Ujian Masuk Tahun Akademik 2010/2011

KegiatanTanggalKeterangan
Pendaftaran 1 April – 21 Mei 2010 Lihat prosedur pendaftaran
Ujian Tahap I 5 Juni 2010 Ujian tertulis Matematika, Bahasa Inggris, dan Minat & Bakat
Lokasi ujian di BPS Provinsi dan Kampus STIS
Pengumuman Hasil Ujian Tahap I 20 Juni 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Ujian Tahap II 26 Juni 2010
26 – 28 Juni 2010
Ujian tertulis Psikotes
Wawancara
Lokasi ujian di BPS Provinsi dan Kampus STIS
Pengumuman Hasil Ujian Tahap II 25 Juli 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Mengirimkan Hasil Tes Kesehatan 26 – 30 Juli 2010 Dikirimkan langsung atau kolektif ke Kampus STIS
Pengumuman Kelulusan 11 Agustus 2010 Website STIS, Kampus STIS, dan BPS Provinsi
Daftar Ulang 20 – 22 21 September 2010 Kampus STIS
Program Beasiswa PPA dan BBM
Written by Administrator   
Wednesday, 09 September 2009 14:15

alt
PEDOMAN
• BANTUAN BELAJAR MAHASISWA (BBM)
• BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA)

KATA PENGANTAR

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai pendidikannya, dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi, baik di bidang akademik dan atau non akademik. Agar program bantuan biaya pendidikan dan beasiswa dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan pedoman.
Penerbitan pedoman ini diharapkan dapat memudahkan bagi para pengelola agar penyelenggaraan program dapat terlaksana sesuai dengan harapan kita semua. Selain itu pedoman ini diharapkan juga dapat memudahkan bagi para mahasiswa yang akan mengusulkan sebagai calon penerima beasiswa, dan memudahkan bagi mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai penerima beasiswa untuk menjalankan hak dan kewajibannya.
Dengan terbitnya pedoman ini, proses penyaluran/ pemberian PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) kepada mahasiswa akan berjalan dengan lebih baik, dan mahasiswa dapat mengikuti studinya dengan lancar yang diharapkan mampu meningkatkan prestasinya yang akhirnya dapat ikut andil dalam meneruskan perjuangan bangsa menuju pembangunan Indonesia sejahtera.
Kepada para pimpinan perguruan tinggi dan Kopertis Wilayah kami harapkan dapat melakukan sosialisasi, seleksi dan pengelolaan/penyaluran bantuan biaya pendidikan dan beasiswa mengacu kepada pedoman ini.
Akhirnya kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam mewujudkan buku pedoman ini.

Jakarta,         Agustus 2010
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Djoko Santoso

I.  PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi.
pada Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, maka Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Kementerian Pendidikan Nasional, mengupayakan pemberian bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang orang tua/walinya kurang mampu membiayai pendidikan, dalam bentuk Bantuan Biaya Mahasiswa (BBM) dan Beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dalam bentuk Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

B. DASAR
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

C. TUJUAN
1. Meningkatkan akses dan  pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi rakyat Indonesia.
2. Mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan.
3. Meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa, baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler,  maupun ekstrakurikuler.

D. SASARAN
1. Mahasiswa berprestasi (baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstra kurikuler).
2. Mahasiswa dengan prestasi minimal yang orang tua/wali-nya tidak mampu membiayai pendidikannya.
 II. KETENTUAN UMUM

A. STATUS MAHASISWA
1. Mahasiswa calon/penerima beasiswa adalah mahasiswa yang kuliah pada perguruan tinggi pengelola program beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional.
2. Mahasiswa calon/penerima beasiswa adalah mahasiswa yang masih aktif, dalam jenjang pendidikan Diploma dan Sarjana.

B. WAKTU
PPA dan BBM diberikan kepada mahasiswa aktif berdasarkan periode tahun anggaran berjalan Kementerian Pendidikan Nasional.

C. ALOKASI
1. Kuota calon penerima pada setiap perguruan tinggi ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
2. Besarnya dana dialokasikan sesuai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sekurang-kurangnya Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per mahasiswa per bulan.
Khusus bagi mahasiswa baru diberikan mulai semester I dengan mempertimbangkan antara lain nilai ujian nasional dan nilai rapor.

III.  KETENTUAN KHUSUS

A. PERSYARATAN
1. Umum
Diberikan dengan mempertimbangkan prestasi dan latar belakang memampuan ekonomi orang tua kepada mahasiswa:
a. Jenjang S1/Diploma IV paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VIII.
b. Diploma III, paling rendah duduk pada semester II dan paling tinggi duduk pada semester VI.
Mahasiswa yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor/Ketua/Direktur atau pimpinan perguruan tinggi yang berwenang untuk mendapatkan  bantuan  dengan melampirkan berkas sebagai berikut:
a. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis sebagai bukti mahasiswa aktif.
b. Fotokopi rekening listrik bulan terakhir dan atau bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari orang tua/walinya.
c. Surat pernyataan tidak menerima beasiswa dari sumber lain di lingkungan Kemdiknas yang diketahui oleh Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan.
d. Fotokopi kartu keluarga.
e. Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan.

2. Khusus
Calon penerima wajib melampirkan:
a. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA):
1) Fotokopi transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3,0 yang disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi.
2) Surat keterangan penghasilan orangtua/wali pemohon yang disahkan oleh pihak yang berwenang (bagi pegawai negeri/swasta disahkan oleh Bagian Keuangan, dan yang bukan pegawai negeri/swasta disahkan oleh Lurah/Kepala Desa).
b. Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM):
1) Surat Keterangan tidak mampu atau layak mendapat bantuan yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa.
2) Fotokopi  transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 2,50 yang disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi.
3) Fotokopi piagam atau bukti prestasi lainnya (ko-kurikuler dan atau ekstra kurikuler) yang diselenggarakan oleh Kemdiknas dan atau organisasi lain baik pada tingkat Nasional, Regional, maupun Internasional.

3. Perguruan tinggi negeri/kopertis, karena alasan atau kondisi tertentu dapat menambahkan ketentuan dan atau syarat tambahan, termasuk mengubah batas IPK terendah. Penambahan dan atau perubahan dimaksud harus dilaporkan kepada Ditjen Dikti.

 B. PENETAPAN
1. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA)
a. Mahasiswa sebagai penerima beasiswa ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:
1) Mahasiswa yang mempunyai IPK paling tinggi.
2) Mahasiswa yang mempunyai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)
3) Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, teknologi, seni/budaya tingkat internasional /dunia, Regional/Asia/Asean dan Nasional).
4) Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.

2. Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)
a. Mahasiswa sebagai penerima beasiswa ditetapkan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini.
b. Apabila calon penerima melebihi kuota yang telah ditetapkan, maka perguruan tinggi dapat menentukan mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut:
1) Mahasiswa yang (orang tuanya) paling tidak mampu.
2) Mahasiswa yang memiliki prestasi di kegiatan ko/ekstra kurikuler (olahraga, teknologi, seni/budaya tingkat internasional /dunia, Regional/Asia/Asean dan Nasional).
3) Mahasiswa yang mempunyai IPK paling tinggi.
4) Mahasiswa yang mempunyai SKS paling banyak (jumlah semester paling sedikit)

 IV. MEKANISME
A. PERSIAPAN
1. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdiknas menetapkan kuota masing masing Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis.
 2. Pimpinan perguruan tinggi memberitahukan kepada semua mahasiswa melalui Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi yang bersangkutan.
3. Pimpinan Kopertis Wilayah memberitahukan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta yang ada di wilayahnya.
4. Setiap pimpinan Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi memberitahukan kepada semua mahasiswa secara terbuka.

B. SELEKSI
1. Pimpinan Perguruan Tinggi menyeleksi usulan mahasiswa calon penerima beserta beserta persyaratan yang telah ditentukan berdasarkan usulan yang telah diseleksi oleh setiap pimpinan Fakultas dan atau Jurusan/Departemen atau sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi.
 2. Bagi Perguruan Tinggi Negeri, hasil seleksi ditetapkan oleh Rektor/Ketua/Direktur atau yang diberi wewenang untuk itu.
 3. Bagi Perguruan Tinggi Swasta, hasil seleksi diusulkan oleh Rektor/Ketua/Direktur atau yang diberi wewenang ke Kopertis Wilayah yang bersangkutan untuk ditetapkan sesuai dengan hasil seleksi administrasi yang mengacu pada kuota.
 4. Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis mengunggah (upload) hasil penetapan penerima (nama mahasiswa dan informasi lainnya sesuai form) melalui sistem informasi manajemen data beasiswa (http://simb3pm.dikti.go.id) dan mengirimkan Surat Keputusan (SK) Rektor/Ketua/Direktur/Koordinator Kopertis kepada Dikti dalam bentuk hardcopy (tanpa lampiran).

C. PENYALURAN DANA
1. Pimpinan Perguruan Tinggi menyalurkan dana kepada mahasiswa dengan perhitungan setiap bulan, dan penyalurannya dapat digabungkan beberapa bulan, maksimal setiap enam bulan.
2. Pimpinan Kopertis Wilayah menyalurkan dana kepada mahasiswa melalui Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta dengan perhitungan setiap bulan, dan penyalurannya dapat digabungkan beberapa bulan, maksimal enam bulan.
3. Penyaluran dana dari perguruan tinggi kepada mahasiswa disarankan melalui rekening mahasiswa atau pembayarannya melalui bank.
4. Dana tidak boleh dipotong untuk keperluan apapun.
5. Dana yang tidak tersalurkan dapat dialihkan kepada mahasiswa lain yang memenuhi persyaratan melalui keputusan Rektor/Ketua/Direktur/Koordinator Kopertis. Apabila masih terdapat sisa dana yang tidak dapat disalurkan, maka wajib dikembalikan ke Kas Negara.
6. Apabila alokasi penerima PPA dan BBM kurang dari kuota yang telah ditetapkan, maka sisa dana wajib dikembalikan ke rekening Kas Negara.

D. PENGHENTIAN
Pemberian PPA dan BBM dihentikan apabila mahasiswa:
1. Telah lulus;
2. Mengundurkan diri/cuti;
3. Menerima sanksi akademik dari Perguruan Tinggi;
4. Tidak lagi memenuhi syarat yang ditentukan;
5. Memberikan data yang tidak benar;
5. Meninggal dunia.

V. MONITORING DAN EVALUASI
Agar program beasiswa PPA dan BBM tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan atau ketentuan yang ditetapkan, Ditjen Dikti akan melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi sesuai panduan dan waktu yang akan ditentukan setiap tahun.

VI. PELAPORAN
Paling lambat pada bulan November tahun anggaran berjalan, Perguruan Tinggi Negeri dan Kopertis Wilayah wajib membuat laporan (dengan sistematika bebas) yang berisi penjelasan kualitatif sesuai terkait substansi pada laporan program (VI.A) didukung data kuantitatif dan atau visual yang merupakan ringkasan/rekapitulasi data dari http://simb3pm.dikti.go.id serta laporan keuangan (bukti transfer dan atau tandatangan mahasiswa) dalam bentuk hardcopy.

A. LAPORAN PROGRAM
Pelaporan program berprinsip pada 3T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, & Tepat Waktu).
1. Tepat Sasaran
PPA dan BBM telah disalurkan kepada mahasiswa yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam pedoman dengan menyebutkan jumlah mahasiswa putra dan putri.
2. Tepat Jumlah
a. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan.
b. Apabila jumlah mahasiswa calon penerima PPA dan BBM yang memenuhi persyaratan melebihi dari kuota yang telah ditetapkan, maka Perguruan Tinggi Negeri dan atau Kopertis Wilayah menyampaikannya dalam laporan untuk mengusulkan tambahan kuota pada tahun berikutnya.
 3. Tepat Waktu
PPA dan BBM telah disalurkan kepada mahasiswa sesuai dengan waktu sebagaimana diatur dalam mekanisme penyaluran dana.

B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan terdiri atas daftar penerima disertai lampiran copy buku tabungan, bukti transfer, dan/atau tanda terima penyaluran PPA dan BBM dalam bentuk hardcopy yang disimpan di perguruan tinggi dan siap dikirimkan apabila diminta ke alamat:

Direktorat Kelembagaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 
Kementerian Pendidikan Nasional
Gedung D Lt. 6
Jalan Jenderal Soedirman Pintu, I Senayan Jakarta
 

Jumat, 03 Desember 2010

http://www.yohanessurya.com/download/BahanPelatihan_FisikaGasing.pdfhttp://www.yohanessurya.com/download/BahanPelatihan_FisikaGasing.pdf

1 @ surya institute
Buku Peserta
SEMUA untuk Fisika
Prof. Yohanes Surya Ph.D
2 @ surya institute
Kata Pengantar
Selama ini fisika dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan. Para siswa
baik SMP maupun SMA menganggap bahwa fisika itu hanya untuk orang
pintar.
Untuk mengubah paradigma fisika itu sulit ini harus diadakan suatu
kampanye Fisika Gasing (Gampang Asyik menyenangkan) secara nasional.
Modul (buku) yang para pembaca pegang ini adalah buku yang disiapkan
untuk membantu kampanye Fisika Gasing ini.
Buku ini berisi soal-soal latihan Fisika (khususnya mekanika) dari mulai gerak,
gaya, tekanan, dan usaha-energi. Soal-soal dalam buku ini dapat diselesaikan
dengan menggunakan logika yang dilandasi oleh pengetahuan Fisika.
Untuk melakukan kampanye fisika gasing, penulis merencanakan langkahlangkah
sebagai berikut:
1. Penulis dan rekan-rekan di Surya Institute akan melatih kelompok A
yang terdiri 20 orang (guru, dosen, mahasiswa ataupun pelajar) di tiap
kotamadya/kabupaten di seluruh Indonesia.
2. Tiap orang dikelompok A ini wajib melatih kelompok B yang masingmasing
terdiri dari 5 orang.
3. Tiap orang di kelompok B wajib melatih minimal 3 orang (namakan
kelompok C)
4. Tiap orang di kelompok C wajib melatih minimal 3 orang (namakan ini
kelompok D)
5. Dst...
Tiap orang dikatakan lulus pelatihan kalau sudah mampu mengerjakan semua
soal dalam buku ini secara BENAR. Semua pelatihan harus diberikan secara
gratis.
Melalui kampanye fisika gasing ini diharapkan wajah fisika di Indonesia dapat
berubah, dari yang menakutkan menjadi gasing (gampang, asyik,
menyenangkan)
Buku ini dapat juga dipakai untuk persiapan Ujian Nasional. Buku ini atau
bagian-bagian didalamnya boleh difotokopi untuk keperluan penyebaran fisika
gasing tetapi tidak boleh untuk tujuan komersial.
Penulis
3 @ surya institute
Gerak Lurus Beraturan
A. Satu obyek
1. Drill
a)
b)
c)
d)
e)
3 m/det
5 detik
Jarak = ------
2 m/det
3 detik
Jarak = ------
4 m/det
2 detik
Jarak = ------
7 m/det
2 detik
Jarak = ------
20 km/jam
3 jam
Jarak = ------
4 @ surya institute
f)
g)
h)
h)
3 m/det
.. detik
Jarak = 18 m
2 m/det
… det
Jarak = 8 m
… m/det
2 detik
Jarak = 20 m
… m/det
2 detik
Jarak = 10 m
5 @ surya institute
2. Soal Cerita
a) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 10 m/det. Hitung jarak yang ditempuh setelah 5
detik?
Cara menjawab:
1. usahakan mendapat hasil seperti soal drill.
2. Setelah mendapat jawabnya baru tuliskan hasilnya dalam bentuk berikut:
kecepatan 10 m/det artinya dalam waktu 1 detik mobil menempuh jarak 10 m
Dalam waktu 5 detik mobil menempuh jarak 5 x 10 = 50 m
b) Sebuah sepeda bergerak dengan kecepatan tetap 5 m/detik. Hitung jarak yang ditempuh
setelah 3 detik.
Jawab:
Kecepatan sepeda 5 m/det artinya ...............................................................
Dalam waktu 3 det, sepeda menempuh jarak ........................
c) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 15 m/detik. Hitung jarak yang ditempuh
setelah 4 detik.
Jawab:
d) Sebuah pesawat terbang dengan kecepatan 300 m/det. Hitung jarak yang ditempuh dalam
waktu 10 detik.
Jawab:
6 @ surya institute
e) Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan 30 km/jam. Hitung jarak yang ditempuh perahu
dalam waktu 3 jam.
Jawab:
f) Sebuah motor bergerak dengan kecepatan V meter/detik. Hitung jarak yang ditempuh
dalam waktu t detik.
Jawab:
g) Sebuah sepeda bergerak dengan kecepatan 2 meter/detik. Hitung waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak 10 meter.
kecepatan 2 m/det artinya dalam waktu 1 detik sepeda menempuh jarak 2
m
Untuk menempuh jarak 10 meter, sepeda membutuhkan waktu 10/2 = 5 detik
h) Sebuah motor bergerak dengan kecepatan 10 meter/detik. Hitung waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak 60 meter.
i) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 15 meter/detik. Hitung waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak 150 meter.
7 @ surya institute
B. Dua Obyek
1. Drill
a)
b)
c)
d)
A B
3 m/det 4 m/det
28 m
A B
2 m/det 2 m/det
16 m
A B
5 m/det 2 m/det
21 m
Kapan …. detik
Dimana? ….. meter dari A
B
3 m/det 2 m/det
25 m
Kapan?..... detik
Dimana? ..... meter dari A
A
Kapan …. detik
Dimana? ….. meter dari A
Kapan …. detik
Dimana? ….. meter dari A
8 @ surya institute
e)
f)
g)
h)
A B
5 m/det 4 m/det
5 m
Kapan?..... detik
Dimana? ..... meter dari A
A B
3 m/det 1 m/det
4 m
Kapan?..... detik
Dimana? ..... meter dari A
A B
6 m/det 2 m/det
24 m
Kapan?..... detik
Dimana? ..... meter dari A
A B
2 m/det 4 m/det
9 m
Kapan?..... detik
Dimana? ..... meter dari A
9 @ surya institute
i)
j)
k)
l)
A B
5 m/det 4 m/det
5 m
B berangkat 2 detik lebih dulu
Kapan?..... detik sejak B berangkat
Dimana? ..... meter dari A semula
A B
7 m/det 4 m/det
9 m
B berangkat 3 detik lebih dulu
Kapan?..... detik sejak B berangkat
Dimana? ..... meter dari A semula
A B
6 m/det 4 m/det
34 m
A berangkat 4 detik lebih dulu
Kapan?..... detik sejak B berangkat
Dimana? ..... meter dari A semula
A B
5 m/det 4 m/det
16 m
A berangkat 2 detik lebih dulu
Kapan?..... detik sejak A berangkat
Dimana? ..... meter dari A semula
10 @ surya institute
SOAL CERITA
1. (contoh) Dua sepeda A dan B bergerak berhadapan masing-masing
dengan kecepatan 4 m/det dan 3 m/det. Kedua sepeda terpisah pada
jarak 35 meter. a) Hitung kapan kedua sepeda akan berpapasan? b)
Dimana?
Cara menjawab: Pertama kerjakan dulu dan dapatkan hasilnya seperti soal
Drill
a) Sepeda A: Kecepatan 4 m/det artinya dalam waktu 1 det sepeda telah
menempuh jarak 4 m
Sepeda B: kecepatan 3 m/det artinya dalam waktu 1 det sepeda B telah menempuh
jarak 3 m.
Kedua sepeda saling mendekat, shg tiap detik jarak mereka bertambah dekat 3+ 4 = 7 m.
Karena jarak kedua sepeda mula-mula 35 m, kedua sepeda berpapasan setelah 35/7 = 5 det.
b) Sepeda A; karena kecepatannya 4 m/det maka untuk waktu 5 detik jarak yang
ditemupuh 5 x 4 = 20 m.
Jadi kedua sepeda bertemu pada jarak 20 m dari posisi A semula.
2. Dua kuda A dan B berlari berhadapan masing-masing dengan
kecepatan 8 m/det dan 4 m/det. Kedua kuda terpisah pada jarak 36
meter. Hitung kapan dan dimana kedua kuda akan berpapasan?
Jawab:
3. Dua semut P dan Q berjalan lurus berhadapan masing-masing
dengan kecepatan 4 cm/det dan 5 m/det. Kedua semut awalnya
terpisah pada jarak 180 cm. Hitung kapan dan dimana kedua
semut akan berpapasan?
Jawab:
11 @ surya institute
.
4. Dua anak kecil Ali dan Tuti berlari lurus saling berhadapan masingmasing
dengan kecepatan 3 m/det dan 2 m/det. Kedua anak itu
awalnya terpisah pada jarak 50 m. Hitung kapan dan dimana Ali
dan Tuti akan berpapasan?
Jawab:
.
5. (contoh) Ali berada 20 meter dibelakang Tony. Tony berlari dengan
kecepatan 3 m/det, Ali mengejar dengan kecepatan 5 m/det. a) Hitung
setelah berapa detik Ali mampu mengejar Tony. b) Setelah Ali berlari
berapa meter, Ali mampu mengejar Tony?
Jawab:
a)
Ali : Kecepatan 5 m/det artinya 1 detik Ali menempuh jarak 5 m
Tony : kecepatan 3 m/det artinya 1 detik Tony menempuh jarak 3 m.
Ali mengejar Tony, jarak keduanya bertambah dekat, shg tiap detik jarak mereka
bertambah dekat 5- 3= 2 m.
Karena jarak keduanya mula-mula 20 m, Ali mampu mengejar Tony setelah 20/2=10 det.
b)
Ali: Karena kecepatannya 5 m/det maka dalam 10 detik Ali menempuh jarak 10 x 5 = 50
m. Jadi Ali mampu mengejar Tony setelah ia berlari 50 m
Ternyata Fisika benerbener
gasing ...
12 @ surya institute
6. Seekor anjing mengejar kucing. Kecepatan anjing 10 m/det, kucing 8
m/det. Jarak keduanya 10 meter. Setelah berapa detik anjing
mampu mengejar kucing jika gerakan keduanya adalah gerak lurus.
Setelah berlari berapa meter anjing akan mampu mengejar kucing?
.
7. Mobil polisi mengejar motor pencuri di sebuah jalan yang lurus.
Motor pencuri bergerak dengan kecepatan 20 m/det. Mobil polisi 25
m/det. Jarak keduanya mula-mula 100 meter. Setelah berapa detik
Polisi mampu mengejar pencuri? Setelah berlari berapa meter
pencuri berlari, ia dapat dikejar oleh polisi?
8. (Contoh) Seorang pencuri berada pada jarak 30 m dari polisi. Melihat
polisi, pencuri berlari dengan kecepatan 5 m/det. Setelah 2 detik, polisi
segera mengejar dengan kecepatan 7 m/det. Setelah berapa detik
pencuri itu akan tertangkap? Setelah berlari berapa jauh polisi mampu
mengejar pencuri itu? (anggap tidak ada percepatan)
Jawab: a)
Pencuri: Kecepatannya 5 m/det artinya dalam 1 detik pencuri menempuh jarak
5 m .
Dalam 2 detik pencuri telah menempuh jarak 2 x 5 = 10 meter.
Jadi jarak pencuri dengan polisi ketika polisi mulai mengejar adalah 10 + 30 = 40 m
13 @ surya institute
Posisi pencuri saat dikejar oleh polisi adalah
Polisi mengejar dengan 7 m/det artinya 1 detik Polisi menempuh jarak 7 m.
Polisi mengejar pencuri, , shg tiap detik jarak mereka bertambah dekat 7- 5= 2 m.
Karena jarak keduanya mula-mula 40 m, Polisi mampu mengejar Pencuri setelah
40/2=20 det.
b)
Dalam 20 detik Polisi menempuh jarak 20 x 7 = 140 m.
Jadi Polisi mampu mengejar Pencuri setelah ia berlari 140 m
9. Seorang polisi melihat seorang pencuri pada jarak 20 meter. Pencuri
yang mengetahui sedang diamati polisi, segera berlari dengan kecepatan
6 m/det. Setelah 3 detik, polisi segera mengejar dengan kecepatan 7
m/det. Setelah berapa detik pencuri itu akan tertangkap? Setelah berlari
berapa jauh polisi mampu mengejar pencuri itu? (anggap tidak ada
percepatan).
Jawab: a)
A B
7 m/det 5 m/det
40 m
14 @ surya institute
10. Seekor singa melihat seekor kijang dari jarak 99 meter. Kijang yang
mengetahui sedang diamati singa, segera berlari dengan kecepatan 17
m/det. Melihat kijang berlari, 3 detik kemudian, singa mulai mengejar
dengan kecepatan 20 m/det. Setelah berapa detik, Kijang dapat dikejar
singa? Setelah berlari berapa meter, singa dapat mengejar Kijang?
(anggap tidak ada percepatan).
Jawab: a)
b)
FISIKA itu emang ngGAk puSING...
15 @ surya institute
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
A. Kecepatan dan percepatan
1. DRILL
a.
b.
c.
d.
2 m/det2
3 detik
Kecepatan = ------
4 m/det2
2 detik
Kecepatan = ------
2 m/det2
3 detik
Kecepatan = ------
4 m/det
3 m/det2
2 detik Kecepatan = ------
7 m/det
16 @ surya institute
e.
f.
g.
h.
i.
2 m/det2
.. detik
Kecepatan = 10 m/det
.. m/det2
4 detik
Kecepatan = 12 m/det
2 m/det2
.. detik
Kecepatan = 20 m/det
4 m/det
.. m/det2
3 detik Kecepatan = 16 m/det
7 m/det
3 m/det2
3 detik Kecepatan = 21 m/det
.. m/det
17 @ surya institute
2. Soal Cerita
a. (contoh) seorang anak mengayuh sepeda dari keadaan bergerak. Mula-mula
sepeda bergerak dengan kecepatan v0 = 10 m/det. Sepeda dipercepat dengan
percepatan a = 2 m/det2 . Hitung berapa kecepatan sepeda itu setelah t = 4
detik?
Cara menjawab:
Percepatan 2 m/det2 artinya tiap detik kecepatan sepeda bertambah 2 m/det.
Dalam waktu 4 det perubahan kecepatannya adalah 2x4 = 8 m/det
Karena mula-mula sepeda bergerak dengan kecepatan 10 m/det maka kecepatan
sepeda sekarang adalah 10 + 8 = 18 m/det.
b. Seekor menjangan di kejar oleh singa. Menjangan ini berlari dipercepat
dengan percepatan 3 m/det2 hitunglah kecepatannya setelah 6 detik.
Jawab:
c) Seorang sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 10
m/det. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ledakan di gedung
disampingnya. Ia segera mempercepat sepeda motornya. Dalam waktu 4
detik kecepatannya sudah mencapai 18 m/det. Hitung percepatan
sepeda motor itu.
Jawab:
18 @ surya institute
d. Seekor kelinci sedang berlari dengan kecepatan 2 m/det. Tiba-tiba
seekor serigala mengejar kelinci. Kelinci mempercepat sehingga
kecepatannya menjadi 6 m/det dalam waktu 4 detik. Hitung
percepatan kelinci tersebut!
e. Sebuah perahu motor sedang bergerak dengan kecepatan tertentu.
Perahu ini kemudian dipercepat dengan percepatan 0,5 m/det2 selama 4 detik.
Ternyata kecepatan perahu motor itu sekarang menjadi 8 m/det. Hitung
kecepatan awal perahu itu.
Jawab:
f. Masinis sebuah kereta api mempercepat kereta api dengan percepatan 2
m/det2. Dalam waktu 5 detik kecepatan kereta api menjadi 16 m/det.
Hitung berapa kecepatan awal dari kereta api ini?
Jawab:
g. Sebuah mobil bergerak dipercepat dengan percepatan 3 m/det2.
Kecepatan mobil berubah dari 10 m/det menjadi 19 m/det. Hitung berapa
detik mobil itu dipercepat?
Jawab
h. Amir mengendarai sepeda motor dipercepat dengan percepatan 4 m/det2.
Kecepatan sepeda motor berubah dari 5 m/det menjadi 17 m/det. Hitung
berapa lama sepeda motor ini dipercepat!
Jawab
19 @ surya institute
B. Jarak dan Percepatan
1. Drill
a.
b.
c.
d.
2 m/det
4 det
Jarak = ........ m
4 m/det
5 m/det
6 det
Jarak = ........ m
10 m/det
2 m/det
3 det
Jarak = ........ m
10 m/det
0 m/det
5 det
Jarak = ........ m
10 m/det
20 @ surya institute
e.
f.
g.
h.
0 m/det
5 det
Jarak = ........ m
..... m/det
2 m/det2
5 m/det
4 det
Jarak = ........ m
..... m/det
3 m/det2
0 m/det
3 det
Jarak = ........ m
..... m/det
10 m/det2
4 m/det
2 det
Jarak = ........ m
..... m/det
3 m/det2
21 @ surya institute
i.
j.
k.
l.
m.
0 m/det
.... det
Jarak = ........ m
12 m/det
2 m/det2
0 m/det
4 det
Jarak = ........ m
12 m/det
.... m/det2
0 m/det
10 det
Jarak = 120 m
.... m/det
... m/det2
5 m/det
2 det
Jarak = 60 m
.... m/det
... m/det2
22 @ surya institute
n.
o.
p.
q.
5 m/det
.... det
Jarak = 50 m
15 m/det
... m/det2
0 m/det
... det
Jarak = 100 m
20 m/det
... m/det2
10 m/det 5 det
Jarak = ..... m
0 m/det
...... m/det2
8 m/det .... det
Jarak = ..... m
4 m/det
2 m/det2
8 m/det 3 det
Jarak = ..... m
... m/det
2 m/det2
23 @ surya institute
r. s.
t. u.
10 m/det2
30 m/det
Tinggi maks = .....
10 m/det2
50 m/det
Tinggi maks = .....
10 m/det2
..... m/det
Tinggi maks = 80 meter
10 m/det2
... m/det
Tinggi maks = 180 meter
24 @ surya institute
w.
v.
x. y.
10 m/det2
30 m/det
Tinggi = .....
10 m/det
10 m/det2
50 m/det
Tinggi = .....
20 m/det
10 m/det2
0 m/det
Jarak = .... meter
2 det 10 m/det2
10 m/det
Jarak = .... meter
3 det
25 @ surya institute
2. SOAL CERITA
a) (contoh) Sebuah sepeda bergerak dengan kecepatan 3 m/det. Sepeda ini
kemudian dipercepat dan dalam waktu 4 detik, kecepatannya menjadi 6 m/det.
Hitung jarak yang ditempuh sepeda itu.
Cara menjawab:
Kalau sepeda itu bergerak dengan 3 m/det teruuss, jarak yang ditempuh dalam
waktu 4 detik adalah 4x3 = 12 meter (nilai 2 point)
Kalau sepeda itu bergerak dengan 6 m/det teruuss, jarak yang ditempuh dalam
waktu 4 detik adalah 4x6 = 24 meter (nilai 2 point)
Karena kecepatan sepeda naik secara teratur dari 3 m/det ke 6 m/det maka jarak
yang ditempuh sepeda adalah tengah-tengah dari 12 m dan 24 m yaitu (12 +
24)/2 = 18 meter. (nilai 6 point)
b) Sebuah mobil bergerak mula-mula dengan kecepatan 10 m/det. Mobil
kemudian dipercepat dan dalam waktu 10 detik kecepatannya menjadi 20
m/det. Hitung berapa jarak yang ditempuh mobil itu untuk mencapai
kecepatan ini.
26 @ surya institute
c. Sebuah sepeda motor bergerak dipercepat dengan percepatan 2 m/det2.
Hitung jarak yang ditempuh sepeda motor selama 4 detik jika kecepatan
awalnya adalah 10 m/det.
Jawab:
d) Sebuah pesawat terbang dipercepatan dengan percepatan 10 m/det2.
Hitung jarak yang ditempuh pesawat itu selama 10 detik. Jika kecepatan
awalnya 30 m/det.
e. Sebuah mobil dipercepat dari keadaan diam. Mobil itu menempuh jarak 100
meter dalam waktu 5 detik. Hitung kecepatan mobil sekarang.
Jawab
f
. Seekor badak lari dipercepat dari keadaan diam. Badak itu menempuh jarak
200 meter dalam waktu 20 detik. Hitung kecepatan badak sekarang.
g) Sebuah batu dilepas dan bergerak dipercepat dengan percepatan 10 m/det2..
Hitung jarak yang ditempuh oleh batu itu setelah 4 detik.
h) Sebuah batu dilempar keatas dengan kecepatan awal 30 m/det. Hitung
tinggi maksimum yang dicapai batu itu?
Jawab:
27 @ surya institute
i) Sebuah peluru ditembakan ke atas dengan kecepatan awal 50 m/det.
Hitung tinggi maksimum yang dicapai peluru itu?
j) Sebuah mobil sedang bergerak dengan kecepatan 20 m/det. Tiba-tiba mobil
direm dan diperlambat dengan perlambatan 4 m/det2. Hitung jarak yang
ditempuh mobil sampai ia berhenti.
Jawab:
k) Sebuah sepeda sedang bergerak dengan kecepatan 10 m/det. Sepeda direm
dan diperlambat dengan perlambatan 2 m/det2 . Hitung jarak yang ditempuh
sepeda itu sampai kecepatannya menjadi 6 m/det.
l) Sebuah pesawat mendarat dengan kecepatan 50 m/det. Pesawat ini
direm dan berhenti setelah menempuh jarak 500 meter. Hitung berapa
lama waktu yang dibutuhkan oleh pesawat ini untuk berhenti!
Jawab:
28 @ surya institute
GAYA
1. DRILL
a)
b)
c)
d)
1 kg
2 m/det2
.... N
3 kg
1 m/det2
.... N
1 kg
1N/kg = 1 m/det2
1 N
3 kg
2 m/det2
.... N
1 kg
... m/det2
5 N
29 @ surya institute
e)
f)
g)
h)
i)
.. kg
1 m/det2
6 N
... kg
2 m/det2
8 N
5 kg
.. m/det2
15 N
1 kg
.... m/det2
10 N 6 N
1 kg
2 m/det2
.... N 2 N
30 @ surya institute
j)
k)
l)
m)
n)
.. kg
2 m/det2
13 N 5 N
4 kg
3 m/det2
25 N .... N
4 kg
... m/det2
20 N 4 N
3 kg 2 kg 10 N
T = ... N
... m/det2
4 kg 6
kg
50 N
T = ... N
... m/det2
31 @ surya institute
o)
p)
q)
r s)
4 kg 2 kg
18 N
T = ... N
... m/det2
1 kg 4
kg
... m/det2
... N
2 kg 3
kg
... m/det2
... N
3 kg 2 kg 50 N
T = ... N
... m/det2
10 N
4 kg 1 kg 50 N
T = ... N
2 m/det2
... N
32 @ surya institute
t)
u)
v) w)
z) aa
ab) ac)
..
kg 7
kg
4 m/det2
... N
2 kg ..
kg
... m/det2
32 N
.. kg ...
kg
4 m/det2
42 N
2
kg
... m/det2
3 kg
.. N
1
kg
... m/det2
4 kg
.. N
4
kg
8 m/det2
.. kg
.. N
6
kg
.. m/det2
.. kg
48 N
6 kg 4
kg
... m/det2
... N
33 @ surya institute
2. SOAL CERITA
a) Sebuah kotak massanya 3 kg ditarik oleh suatu gaya sehingga kotak itu
bergerak dipercepat dengan percepatan 3 m/det2 . Hitung besar gaya yang
diberikan ?
Jawab:
a = 3 m/det2 ( = 3 N/kg) menunjukan bahwa kalau m = 1 kg, F = 3 N.
Karena m = 3 kg maka F = 3 x 3 = 9 N.
b) Sebuah kereta massanya 4 kg. Ditarik oleh kuda sehingga kereta itu
bergerak dipercepat dengan percepatan 2 m/det2 . hitung berapa besar gaya
yang diberikan oleh kuda tersebut?
c) (contoh) Sebuah meja mempunyai gaya gesekan (gaya hambat) sebesar
4 N. Meja itu ditarik dengan gaya 10 N. Hitung percepatan meja jika
massa meja itu 3 kg.
d) Sebuah lemari massanya 50 kg. Gaya gesekan pada lantai sebesar 100
N. Berapa gaya yang diberikan pada lemari itu agar lemari itu bergerak
dipercepat dengan percepatan 2 m/det2.
34 @ surya institute
e) Sebuah batu besar ditarik oleh 2 orang dengan masing-masing
dengan gaya 100 N. Kedua gaya searah. Massa batu 50 kg. Hitung
berapa besar percepatan batu itu?
f
) Dua benda masing-masing massanya 3 kg dan 2 kg ditarik oleh seutas tali
dengan gaya 10 N. Hitung percepatan masing-masing benda. Hitung tegangan
tali penghubung kedua massa itu.
Jawab:
Disini gaya yang 10 N bekerja pada benda 5 kg.
Kalau bendanya 1 kg, percepatan yang sama akan timbul jika gayanya 10/5 = 2
N.
Jadi percepatan benda adalah 2 N/kg atau 2 m/det2
Benda 3 kg bergerak dengan percepatan 2 m/det2, berarti ada gaya yang bekerja
sebesar 3 x 2 = 6 N.
Gaya ini adalah gaya tegang tali. Jadi besar gaya tegang tali adalah 6 N.
3 kg 2
kg
10 N
3 kg
35 @ surya institute
g) Dua balok kayu masing-masing massanya 5 kg dan 3 kg ditarik oleh seutas
tali dengan gaya 40 N. Hitung percepatan masing-masing balok. Hitung
tegangan tali penghubung kedua balok itu.
h) Sebuah batu 10 kg dijatuhkan bebas dari atas permukaan bumi. Berapa
besar gaya gravitasi yang bekerja pada batu tersebut? Anggap percepatan
gravitasi bumi adalah 10 m/det2.
Jawab:
i.. (dari kisi-kisi ujian nasional) Mobil bis antarkota bermassa 10.000 kg mula‐mula
bergerak di jalan lurus dengan kecepatan 30 m/s. Untuk menghindari tabrakan dengan
mobil lain yang lewat didepannya, supir bis menginjak rem hingga dalam waktu 20 detik
bis berhenti. Berapa besar gaya rem yang bekerja pada mobil bis tersebut?
36 @ surya institute
j ) (contoh) Dua balok kayu masing-masing 2 dan 3 kg dihubungkan dengan
seutas tali lewat sebuah katrol. Hitung percepatan dan tegangan tali
penghubung balok itu.
Jawab:
Masing-masing balok mendapat gaya gravitasi sebesar 20 N dan 30 N.
Gaya total pada balok 30 – 20 = 20 N. Gaya ini bekerja pada benda 2+3 = 5 kg.
Kalau bendanya 1 kg, percepatan yang sama akan timbul kalau gayanya 20/5 =
4 N.
Jadi Percepatan benda 4 N/kg atau 4 m/det2
Kita lihat benda 2 kg.
Benda ini bergerak dengan 4 m/det2 artinya benda ini dapat gaya 2 x 4 = 8 N.
Pada benda ini sudah ada gaya 20 N kebawah (gaya berat), agar gaya total benda
ini 8 N maka benda ini harus dapat gaya ke atas sebesar 20 + 8 = 28 N
Jadi tegangan tali = 28 N.
2 kg 3
kg
30 N
20 N
2 kg
20 N
4 m/det2
37 @ surya institute
k) Dua balok kayu dengan massa masing-masing 4 kg dan 1 kg dihubungkan
dengan seutas tali lewat sebuah katrol. Hitung tegangan tali dan percepatan
masing-masing balok kayu!
l) Sebuah balok besi massa 9 kg, dihubungkan dengan sebuah balok kayu
massa 1 kg oleh seutas tali lewat sebuah katrol. Hitung tegangan tali dan
percepatan masing-masing balok!
38 @ surya institute
Usaha dan Energi
Pengertian usaha: (dibatasi pada usaha oleh gaya yang searah dengan
perpindahan dalam satu garis lurus).
gaya = F = 10 N = 10 J/m menunjukkan usaha yang dibutuhkan untuk
memindahkan benda sejauh 1 meter searah dengan arah gaya itu.
a)
b)
c)
d)
10 m
10 N Usaha = ...... joule
10 m
4 N Usaha = ...... joule
2 m
5 N Usaha = ...... joule
10 m
... N Usaha = 20 . joule
39 @ surya institute
e)
f)
g)
h)
10 m
... N Usaha = 100 joule
.... m
10 N Usaha =50 joule
.... m
4 N Usaha = 20 joule
.... m
5 N Usaha = 40 joule
40 @ surya institute
Soal Cerita:
1. Seorang tukang gerobak memberi gaya sebesar 10 N disepanjang
lintasan lurus sejauh 10 meter. Hitung berapa usaha yang
dilakukan oleh tukang gerobak itu?
Jawab
Gaya 10 N (= 10 J/m)artinya dibutuhkan usaha sebesar 10 J untuk memindahkan
benda sejauh 1 meter.
Karena benda berpindah 10 meter, maka usahanya adalah 10 x 10 = 100 joule.
2. Seorang tukang gerobak memberi gaya sebesar 200 N disepanjang
lintasan lurus sejauh 20 meter. Hitung berapa usaha yang
dilakukan oleh tukang gerobak itu?
Jawab
3. Seekor kuda memberi gaya sebesar 500 N disepanjang lintasan
lurus sejauh 100 meter. Hitung berapa usaha yang dilakukan
oleh kuda tersebut?
Jawab
41 @ surya institute
4. Seekor kuda memberi gaya sebesar 900 N disepanjang lintasan
lurus. Usaha yang dilakukan oleh kuda tersebut 45.000 joule.
Hitung berapa jauh jarak yang ditempuh kuda tersebut?
Jawab
5. Seorang memberi gaya pada lemari sebesar 200 N disepanjang
lintasan lurus. Usaha yang dilakukan oleh orang tersebut
tersebut 400 joule. Hitung berapa jauh jarak yang ditempuh
lemari itu?
Jawab
42 @ surya institute
Energi Kinetik:
Pada 3 soal berikut ini hitung usaha yang dilakukan oleh suatu gaya sehingga
kecepatan benda naik seperti yang diberikan dibawah.
Kesimpulan: usaha untuk membuat benda bergerak dengan kecepatan tertentu
tidak tergantung waktu.
Usaha yang dilakukan gaya ini sekarang dimiliki oleh benda sebagai energi
kinetik.
Hitung berapa energi kinetik benda pada ketiga kasus diatas…………..
Untuk menghitung energi kinetik cukup ambil t = 1 det.
Usaha = ...... joule
2kg
4 m/s
t = 1 det
Usaha = ...... joule
2kg
4 m/s
t = 2 det
Usaha = ...... joule
2kg
4 m/s
t =4 det
43 @ surya institute
a)
b)
c)
d)
Energi kinetik = ..... joule
2kg
4 m/s
Energi kinetik = ..... joule
4kg
6 m/s
Energi kinetik = ..... joule
4kg
2 m/s
Perubahan Energi kinetik = ..... joule
4kg
6 m/s 2 m/s
44 @ surya institute
Soal Cerita
1. Hitung energi kinetik sebuah benda yang bergerak dengan
kecepatan 10 m/det. Massa benda 2 kg.
Jawab:
Energi kinetik benda berasal dari seseorang (atau sesuatu mesin) yang
menggerakan benda itu.
Usaha oleh mesin untuk menaikan kecepatan benda dari 0 menjadi 10 m/det
itulah yang menjadi energi kinetik benda.
Kita ambil waktu untuk mengubah kecepatan ini adalah 1 detik (kalian boleh
ambil berapa detik saja).
Karena dalam waktu 1 detik kecepatan berubah dari 0 menjadi 10 m/det maka
percepatan benda 10 m/det2 (atau 10 N/kg).
Karena massa benda 2 kg maka gaya yang bekerja pada benda adalah 20 N (=
10 J/m).
Perpindahan benda adalah : (10 x 1 + 0 x1)/2 = 5 m
Jadi usahanya 20 x 5 = 100 J.
Energi kinetik benda adalah 100 J.
2. Hitung energi kinetik benda yang bergerak dengan kecepatan 4
m/det. Massa benda 10 kg.
3. Hitung perubahan energi kinetik dari benda yang bergerak dengan
kecepatan 4 m/det menjadi 10 m/det. Massa benda 10 kg.
45 @ surya institute
Energi potensial
a)
acuan
h = 0 Ep=0 J
h = 10 m Ep=….. J
Usaha = ….. J
2 kg
acuan
h = 0 Ep=0 J
h = 20 m Ep=….. J
Usaha = ….. J
2 kg
acuan
h = 0 Ep=0 J
h = 4 m Ep=….. J
Usaha = ….. J
4 kg
acuan
h = 0 Ep=0 J
h = 2 m Ep=….. J
Usaha = ….. J
10 kg
46 @ surya institute
b)
10 m
2 kg
Ep=10 J
Ep=….. J
Usaha = ….. J 5 m
5 kg
Ep=25 J
Ep=….. J
Usaha = ….. J
… m
2 kg
Ep=25 J
Ep=….. J
Usaha = 100 J .. m
5 kg
Ep=5 J
Ep=….. J
Usaha = 500 J
47 @ surya institute
c)
… m
2 kg
Ep=0 J
Ep= 100 J
Ek = … J
… m
5 kg
Ep=50 J
Ep= 100 J
Ek = … J
5 m
2 kg
Ep=0 J
Ep= …. J
Ek = … J
3 m
2 kg
Ep=… J
Ep= 100 J
Ek = … J
48 @ surya institute
Soal Cerita:
1. Hitung energi potensial suatu benda yang diletakkan pada
ketinggian 10 m dari atas lantai. Ambil acuannya diatas lantai.
Massa benda 10 kg.
Jawab:
Untuk mencapai ketinggian 10 m pasti ada seorang yang melakukan usaha.
Usaha orang itu menjadi energi potensial benda.
Sekarang kita hitung usaha orang.
Usaha orang adalah usaha untuk mengalahkan gaya gravitasi.
Karena berat benda adalah 100 N (= 100 J/m) dan benda berpindah sejauh 10
meter, maka usahanya adalah 100 x 10 = 1000 J.
Jadi energi potensial benda = 1000 J.
2. Hitung energi potensial benda yang terletak pada ketinggian
20 meter dari atas lantai. Ambil acuannya diatas lantai. Massa
benda 100 kg.
3. Hitung energi potensial benda yang terletak pada ketinggian
50 meter dari atas lantai. Ambil acuannya diatas lantai. Massa
benda 50 kg.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya, untuk membuat fisika itu gampang, asyik dan menyenangkan (Gasing) beberapa hal perlu diperhatikan (sebenarnya ini tidak semuanya baru) : 1. Hindari matematika yang sulit, kalau perlu cari alternatif solusi yang menggunakan matematika lebih sederhana Contoh: Sebuah benda diletakan pada jarak 30 dari sebuah lensa positif dengan fokus 10 cm. Jika tinggi benda 2 cm, hitung tinggi bayangan. Jawab: Konsep fisika dalam penyelesaian soal ini adalah pembiasan cahaya. Gambar diatas diperoleh dengan menggunakan konsep pembiasan cahaya. Untuk mendapatkan tinggi bayangan kita tidak perlu menggunakan rumus baku 1/f = 1/s + 1/s’ tetapi cukup menggunakan geometri (karena ini adalah optika geometri ) yaitu melihat dua segitiga yang diarsir diatas. Dari gambar terlihat bahwa a:2 =10:20 atau a = 1 cm. 2. Manfaatkan pengertian konsep fisika yang benar dan lebih menekankan pada logika dibandingkan dengan menggunakan rumus-rumus turunan. Contoh: Dua sepeda bergerak saling berhadapan masing-masing dengan laju 5 m/detik. Jarak kedua sepeda mula-mula 50 meter. Setelah berapa detik kedua sepeda akan saling berpapasan? 3. Gunakan angka-angka yang mudah dan bulat seperti 1 , 2 , atau 10 ketika sedang mengajarkan konsep melalui berbagai contoh soal. Hindari angka-angka koma atau pecahan agar konsentrasi siswa tidak disimpangkan dari solusi fisika ke solusi matematika. Contoh: dalam mempelajari konsep gravitasi, gunakan percepatan gravitasi 10 m/det2 bukan 9,8 m/det2. Setelah mereka faham konsepnya dan tahu cara menyelesaikan soal, baru kita gunakan angka yang sebenarnya. 4. Perbanyak dialog langsung dengan siswa terutama tentang konsep-konsep fisika yang baru diajarkan. Minta mereka mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan konsep yang diberikan. 5. Perbanyak eksperimen dan demonstrasi fisika sehingga tiap murid menikmati asyiknya fisika dan mereka bisa merasakan bahwa fisika itu sungguh menyenangkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya kini sedang disebarluaskan melalui gerakan cinta Fisika. Melalui gerakan sosial ini diharapkan bukan hanya para guru tetapi masyarakat luas akan senang belajar fisika. Di beberapa daerah sudah berlangsung dan hasilnya sangat menggembirakan. Hampir semua yang pernah dilatih melihat betapa asyiknya dan mudahnya belajar fisika itu. Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak orang maka sedang diusahakan agar hasil penelitian ini dapat dituliskan dalam bentuk buku pelajaran Fisika Gasing SMP dan Fisika Gasing SMA

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya, untuk membuat fisika itu gampang, asyik dan menyenangkan (Gasing)  beberapa hal perlu diperhatikan (sebenarnya ini tidak semuanya baru) :
1.     Hindari matematika yang sulit, kalau perlu cari alternatif solusi yang menggunakan matematika lebih sederhana
Contoh:  Sebuah benda diletakan pada jarak 30 dari sebuah lensa positif dengan fokus 10 cm. Jika tinggi benda 2 cm, hitung tinggi bayangan.

Jawab: Konsep fisika dalam penyelesaian soal ini adalah pembiasan cahaya. Gambar diatas diperoleh dengan menggunakan konsep pembiasan cahaya.  Untuk mendapatkan tinggi bayangan kita tidak perlu menggunakan rumus baku 1/f = 1/s + 1/s’ tetapi cukup menggunakan geometri (karena ini adalah optika geometri ) yaitu melihat dua segitiga yang diarsir diatas. Dari gambar terlihat bahwa a:2 =10:20 atau a = 1 cm.
2.     Manfaatkan pengertian konsep fisika  yang benar dan lebih menekankan pada logika dibandingkan dengan menggunakan rumus-rumus turunan.
Contoh: Dua sepeda bergerak saling berhadapan masing-masing dengan laju  5 m/detik. Jarak kedua sepeda mula-mula 50 meter. Setelah berapa detik kedua sepeda akan saling berpapasan?
3.     Gunakan angka-angka yang mudah dan bulat seperti 1 ,  2  , atau 10 ketika sedang mengajarkan konsep melalui berbagai contoh soal.  Hindari angka-angka koma atau pecahan agar  konsentrasi siswa tidak disimpangkan dari solusi fisika ke solusi matematika.
Contoh:  dalam mempelajari konsep gravitasi, gunakan percepatan gravitasi 10 m/det2 bukan 9,8 m/det2. Setelah mereka faham konsepnya dan tahu cara menyelesaikan soal, baru kita gunakan angka yang sebenarnya.
4.     Perbanyak dialog langsung dengan siswa terutama tentang konsep-konsep fisika yang baru diajarkan. Minta mereka mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan konsep yang diberikan.
5.     Perbanyak eksperimen dan demonstrasi fisika sehingga tiap murid menikmati asyiknya fisika dan mereka bisa merasakan bahwa fisika itu sungguh menyenangkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Yohanes Surya kini sedang disebarluaskan melalui gerakan cinta Fisika. Melalui gerakan sosial ini diharapkan bukan hanya para guru tetapi masyarakat luas akan senang belajar fisika.  Di beberapa daerah sudah berlangsung dan hasilnya sangat menggembirakan. Hampir semua yang pernah dilatih melihat betapa asyiknya dan mudahnya belajar fisika itu.
Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak orang maka sedang diusahakan agar hasil penelitian ini dapat dituliskan dalam bentuk buku pelajaran Fisika Gasing SMP dan Fisika Gasing SMA

Evolusi Bintang

0diggsdigg


Bintang dikenal sbg objek langit yg tampak di malam hari. Sbuah cahaya titik yg berkerlap-kerlip, dan terkadang bila diperhatikn dgn seksama, warnanya berubah-ubah dr putih ke biru atau merah dan sebaliknya. Sbnarnya bintang merupakan bola gas yg terbentuk krn gaya gravitasinya sendiri. Cahaya bintang berasal dr hasil reaksi fusi nuklir di mana hidrogen digabungkan utk menghasilkan helium, gelombang eletromagnetik, & energi. Bintang memancarkan energinya relatif konstan/stabil stiap saat. Jdi, prubahan yg terjadi tdk berasal dr bintang itu sendiri. Lalu, bgmn bintang bs tmpk berkedip?

Penyebab utamanya adlh krn bumi memiliki atmosfer dgn temperatur yg berbeda-beda, menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut bergerak-gerak sehingga menimbulkan turbulensi. Turbulensi ini bentuknya sama seperti ombak/gelombang di laut dan kolam renang.


Analogi sbuah koin yg terletak diam di dasar kolam renang akan tampak bergerak-gerak jika kita lihat dr atas permukaan air. Gerak semu ini terjadi karena adanya refraksi/pembiasan. Hal yg sama terjadi pada cahaya bintang yg melewati atmosfer bumi. Ktika memasuki atmosfer bumi, cahaya bintang akn dibelokkan oleh lapisan udara yg bergerak-gerak. Akibatnya posisi bintang akan berpindah-pindah. Tetapi krn perubahan posisinya sangat kecil utk dideteksi mata, mka kita akan melihatnya sebagai kedipan.

Pd zaman dahulu, orang mengira semua objek di langit adlh bintang. Hingga mereka mulai mengamati dan menyadari bahwa ada beberapa objek langit yg memiliki perpindahan berbeda dgn yg lain, jg tdk berkedip & diketahuilah bahwa benda tersebut planet, bukan bintang.

Benda bercahaya yg selalu tampak tdk berubah posisinya itu, oleh orang zaman dahulu dibentuk menjadi gambar-gambar visual khayalan yg kini dinamakan rasi bintang. Mereka mengkait-kaitkan bentuk rasi bintang dgn mitos-mitos dan kepercayaan yg dianut. Begitu bnyk rasi bintang yg terbentuk dengan pandangan berbeda-beda tiap orang. Hingga akhirnya astronom menetapkan standar wilayah rasi bintang yg kini berjumlah 88 buah. Nama-nama rasi bintang sendiri kebanyakan diambil dr sejarah bangsa Romawi & Yunani.

Bintang yg dpt dilihat oleh mata telanjang berjumlah kurang lebih 2860 bintang. Hingga pada massa Galilleo menemukan teleskop, ia mengarahkan teleskopnya ke pusat galaksi Bimasakti. Dr hsil pengamatan, didapat hsil bahwa trnyata trdpt lbh bnyk bintang lagi di langit yg tak kasat mata. Seiring dgn berjalannya waktu & perkembangan instrumentasi astronomi, diketahui bahwa bintang yg ada di langit tdk seluruhnya benar-benar bintang, melainkan terbagi-bagi lagi mnjadi bbrp kategori. Ada nebula, awan gas debu yg mrupakn cikal bakal bintang. Cluster, yg merupakan sekumpulan bintang. Bintang itu sendiri, yg trbagi mnjadi 2 kategori yaitu bintang tunggal & multiple stars, & Planetary nebula.

Evolusi Bintang

Bintang tdk berbeda jauh dgn manusia/makhluk hidup yg ada di Bumi. Bintang dilahirkan, brkembang, & pd akhirnya padam, tdk bersinar lagi. Bedanya, tentu saja bintang tdk berkembang biak. Nah, proses evolusi bintang ini, bila dibandingkan dgn usia manusia atau bahkan usia seluruh peradaban manusia, tentunya memakan waktu yg sangat lama hingga milyaran tahun. Contohnya Matahari dalam tata surya kita, yg tdk tampak berubah sejak zaman nenek moyang hingga saat ini.

Lalu bagaimana para astronom bs mempelajari evolusi bintang, jika usia mereka tdk cukup utk melihat perkembangan bintang yg sangat lama itu? Seorang anak kecil, tdk perlu menunggu hingga usianya 80 tahun hingga ia bs melihat pertumbuhan seorang manusia. Ia bs melihat dr sekitarnya, bagaimana ‘rupa’ seorang remaja, dewasa, atau bahkn nenek & kakek sekalipun. Begitu pula dengan astronom, mereka dpt meneliti bintang-bintang di langit sana terdiri dr berbagai macam usia & tahap evolusi.

Materi Antar Bintang
Berdasarkan hasil pengamatan, luar angkasa diantara bintang-bintang ternyata tdk benar-benar kosong, namun terdapat materi berupa gas & debu yg disebut materi antar bintang. Di beberapa tempat materi antar bintang dpt dilihat sebagai awan antar bintang yg disebut Nebula, contohnya Nebula Orion. Kerapatan awan bintang sangatlah kecil bila dibandingkan dengan udara di sekeliling kita. Walaupun demikian, awan bintang memiliki volume yg sangat besar, sehingga cukup bnyk utk membentuk ribuan bintang.

Lalu bagaimana awan antar bintang (Nebula) itu bs membentuk bintang? Gaya gravitasi memegang peranan sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Jika terjadi suatu peristiwa hebat, misalnya ledakan bintang, di suatu tempat sekelompok materi antar bintang akan menjadi lebih mampat drpd sekitarnya. Bagian luar awan ini akan tertarik oleh gaya gravitasi materi di bagian dalam. Akibatnya, awan akan mengerut & semakin mampat. Peristiwa ini disebut kondensasi.

Tetapi, tdk semua awan yg berkondensasi itu akan menjadi bintang. Akibat kondensasi tekanan di dalam awan akan meningkat & akan melawan pengerutan. Bila tekanan melebihi gaya gravitasi, awan akan tercerai kembali & proses terbentuknya bintang tdk akan terjadi.

Pada setiap kondensasi kerapatan gas dalam awan bertambah besar. Riwayat gumpalan awan induk akan terjadi lagi di dalam gumpalan awan yg lebih kecil. Demikian seterusnya. Peristiwa ini disebut fragmentasi. Awan yg tadinya satu terpecah menjadi ratusan bahkan ribuan awan yg mengalami pengerutan gravitasi. Pada akhirnya, suhu menjadi cukup tinggi sehingga awan-awan tersebut akan memijar & menjadi ‘embrio’ bintang yg disebut protostar. Jadi, bintang tdk terbentuk sendiri-sendiri namun berasal dr suatu kondensasi besar, bintang terbentuk dalam kelompok. Hal ini didukung oleh pengamatan. Dalam galaksi kita pun terdapat bnyk gugus bintang.

Protostar

Suatu protostar yg telah mengakhiri proses fragmentasinya akan terus mengerut akibat gravitasinya sendiri. Materi dalam protostar sebagian besar adlh hidrogen dengan kerapatan seragam pada awalnya. Evolusi protostar ditandai dengan keruntuhan yg sangat cepat.

Laju evolusi pada tahap ini, temperatur di pusat bintang cukup tinggi utk berlangsungnya pembakaran hidrogen. Pada saat itu tekanan di dalam bintang menjadi besar & pengerutan pun berhenti. Ia menjadi bintang di deret utama. Namun bila massa bintang terlalu kecil, suhu di pusat bintang tdk akan cukup tinggi utk berlangsungnya reaksi pembakaran hidrogen. Bintang akhirnya mendingin & menjadi bintang katai gelap tanpa adanya reaksi ini yg berarti.

Evolusi Lanjut

Selanjutnya bintang mencapai deret utama berumur nol (zero age main-sequence, ZAMS). Komposisi bintang tersebut masih homogen, mencerminkan komposisi awan antar bintang yg membentuknya. Energi yg dipancarkan bintang terutama berasal dr reaksi inti yg berlangsung di pusat bintang. Yaitu reaksi fusi yg merubah hidrogen menjadi helium, dengan perlahan terjadi perubahan komposisi di pusat bintang, hidrogen berkurang & helium bertambah. Akibatnya struktur bintang pun berubah, bintang makin terang, jari-jari bertambah besar, tempertur efektif berkurang.

Ada perbedaan proses evolusi bintang tergantung dr massa bintang tersebut. Pada bintang bermassa besar, terjadi reaksi daur karbon yg terkonsentrasi ke pusat, disebut pusat konveksi. Pada bintang tipe ini, di bagian selubungnya tdk terjadi reaksi inti. Karena itu, komposisi selubung masih sama dengan komposisi awal. Lain halnya dengan bintang bermassa rendah yg membangkitkan energinya tdk terkonsentrasi di pusat. Konveksi justru terjadi di selubung.

Akibat reaksi pembakaran hidrogen, jumlah helium di pusat bintang bertambah. Timbunan helium di pusat bintang itu mengakibatkan terjadinya pengerutan gravitasi secara perlahan. Bila massa pusat helium ini mencapai 10 % hingga 20% massa bintang, pusat helium tdk lagi mengerut dengan perlahan namun runtuh dengan cepat. Saat itu struktur bintang berubah, bagian luar bintang akan memuai dengan cepat, bintang berubah menjado bintang raksasa merah. Saat itu, bintang mempunyai 2 sumber energi yaitu pembakaran hidrogen di kulit yg melingkupi pusat helium, & pembakaran helium di pusat bintang.
Evolusi tahap akhir suatu bintang masih belum pasti. Namun dr bbrp perhitungan didapat bahwa unsur kimia yg lebih berat dr karbon terbentuk di pusat bintang. Inti helium, berubah menjadi karbon, selanjutnya membentuk oksigen. Hal ini menyebabkan temperatur pusat meningkat, & saat mencapai 600 derajat, inti karbon akan berinteraksi membentuk magnesium, neon, & natrium. Demikian seterusnya akan terjadi pembakaran unsur kimia dalam bintang. Hingga akhirnya akan terbentuk inti besi. Besi merupakan inti yg paling mantap & tdk akan bereaksi membentuk inti yg lebih berat. Selanjutnya, akan terjadi keruntuhan gravitasi pusat besi yg menyebabkan Supernova.

Supernova

Tdk semua bintang mengakhiri hidupnya dengan meledak menjadi Supernova, yaitu hanya terjadi pada bintang yg massanya 8 kali massa matahari atau lebih massif dr Matahari. Nah, supernova akan terjadi ketika bintang tersebut tdk lagi memiliki cukup bahan bakar utk proses fusi di inti bintang. Menciptakan tekanan keluar sehingga memicu terjadinya dorongan gravitasi kedalam massa bintang yg besar.

Saat ledakan terjadi, bintang akan melepaskan sejumlah besar energi & memuntahkan elemen berat seperti kalisum & besi ke ruang antar bintang. Materi yg dilepaskan ini kemudian menjadi benih yg mengisi awan debu & gas dimana bintang & planet baru akan dilahirkan. & siklus terbentuknya bintang dimulai dr awal.

Sisa Kematian Bintang

Materi yg dilepaskan bintang pada saat terjadinya Supernova akan menjadi benih bintang baru. Lalu bagaimana nasib bintang yg mati? utk bintang bermassa sedang, ia akan berubah menjadi bintang katai putih. utk bintang bermassa besar yg setelah meledak massanya 1.4 – 3 kali massa Matahari akan berubah menjadi bintang neutron. Sedangkan yg lebih besar dr 3 kali massa Matahari akan berubah menjadi black hole.

Kamis, 02 Desember 2010

tentang wierdah

saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara, saudara laki-lakki Q yang paling tampan karna g da yang lain Zainul Haris dan saudara perempuan Q yang paling cantik karna satu-satunya Najwa Nurun Nisa'. Sekarang alhamdulillah saya tersesat di jalan yang benar bisa kuliah di IAIN Walisongo Semarang ambil jurusan fisika, Wierdah tuh orange biasa-biasa ja lah ''not special thing for me'' artinya saya sangat pintar.........lho lho lho